Intensitas Letusan Sinabung Belum Turun

Masih Status Awas...
TEMPO Interaktif, Medan -Hingga hari ketiga, letusan Gunung Sinabung terus terjadi, bahkan tim pengamat hari ini (31/8) mencatat Gunung Sinabung mengalami tiga kali gempa.

Abu vulkanik terus keluar dari empat lubang, kawah, yang berada di bagian teratas dan samping Gunung Sinabung, di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.

Pantauan Tempo dari jarak dua kilometer dari titik letusan Gunung Sinabung pagi tadi, abu vulkanik masih terus keluar. Bahkan, abu semula berwarna putih menjelang pada pukul 07.15 WIB, berubah menjadi kecoklatan. Perubahan tersebut tidak lama.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono menegaskan, status Gunung Sinabung masih awas.

Gunung Sinabung Masih Berstatus Awas

Gunung Sinabung Meletus..
TRIBUNNEWS.COM, KABANJAHE - Bupati Karo, DD Sinulingga mengingatkan warga di sekitar Gunung Sinabung tetap waspada, meski dalam dua hari terakhir tidak ada peningkatan aktivitas gunung ini.

''Status Gunung Sinabung masih awas atau level IV. Oleh sebab itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari kawah aktif, harus diungsikan ke tempat aman,'' ujar DD Sinulingga dalam temu pers di Posko Induk, Pendopo Bupati Kabupaten Karo, Selasa (31/8/2010).

Temu pers ini juga dihadiri Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM, DR Surono.

Bupati Karo memastikan selanjutnya Kementrian Energi dan ESDM serta Badan Geologi akan terus melaukan pemantauan secara intensif hingga beberapa hari ke depan.

Logistik Cukup Sampai Dua Pekan

Warga sekitar Gunung Sinabung yang mengungsi di Kabanjahe (tribun Medan/Deddy Sinuhaji)
KABANJAHE, KOMPAS.com - Bantuan logistik untuk para pengungsi korban letusan Gunung Sinabung terus mengalir. Logistik yang ada diperkirakan memenuhi kebutuhan sampai dua pekan ke depan, bahkan lebih.
"Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pemerintah juga telah mempersiapkan dana Rp 16 miliar untuk membantu para pengungsi di Kabupaten Karo," kata Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Soetrisno di Posko Utama Badan Penangguangan Bencana Daerak Kabupaten Karo, Rabu (1/9/2010).
Sejauh ini, lanjutnya, uang bantuan dari negara belum digunakan karena bantuan dari masyarakat terus berdatangan.

Situasi Tenang, Camat Diminta Pulang

Pengungsi letusan Gunung Sinabung, mengambil jatah makan siang di Posko penampungan pengungsi yang berada di Kabanjahe, Karo. (TRIBUN MEDAN/DEDDY SINUHAJI)
KARO, KOMPAS.com - Bupati Karo Daulat Daniel Sinulingga meminta para camat untuk kembali ke wilayahnya masing-masing dan memerintahkan agar jumlah personel di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dikurangi. Itu untuk meningkatkan kinerja BPBD Kabupaten Karo.
"Silakan kembali ke wilayah masing-masing agar pelayanan masyarakat tetap bisa berjalan. Apalagi kondisi juga sudah tenang," ujarnya di hadapan para camat dan pegawainya di Posko Utama BPBD Kabupaten Karo, Rabu (1/9/2010).
Dia juga meminta perangkat keras di Posko Utama dikurangi.

SMS Minta Pulsa dari Pengungsi Sinabung Marak

TEMPO Interaktif, Kupang - Pesan pendek (SMS) permintaan pulsa yang mengatasnamakan pengungsi letusan Gunung Sinabung, marak di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Saya menerima SMS permintaan pulsa dari orang tak dikenal yang mengaku pengungsi letusan Gunung Sinabung," kata Yasinta Ripo, seorang warga Kupang, Rabu (1/9).

Pengedar SMS dengan nama Rahman itu mengaku salah satu pengungsi letusan Gunung Sinabung dan  meminta tolong agar penerima SMS segera mengirim pulsa kepadanya untuk menghubungi keluarganya. "Pengedar mengaku bernama Rahman, pengungsi letusan Gunung Sinabung," katanya.

Akhir Agustus Sinabung 20 Kali Gempa

Letusan Sinabung
TEMPO Interaktif, Medan - Pada dua hari terakhir bulan Agustus, Gunung Sinabung tercatat mengalami 20 kali gempa. Namun, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, gempa itu tidak mungkin dirasakan warga karena berada di bawah 2 skala Richter. “Pada tanggal 30 dan 31 (Agustus) ada 20 kali gempa,” katanya.
Sementara saat ini gempa belum terdeteksi dan gunung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, itu terlihat normal.
Pantauan Tempo dari Desa Suka Nalu, Kecamatan Naman Teran, salah satu kecamatan yang masuk radius enam kilometer, Rabu (1/9) pagi, gunung itu hanya mengeluarkan asap, abu vulkanik berwarna putih.

Membantu Pengungsi Letusan Gunung Sinabung

Pengungsi Sinabung
BENCANA meletusnya Gunung Sinabung si bulan suci Ramadhan sungguh mengejutkan dan memprihatinkan. Para elit penguasa harusnya introspeksi: mengapa bencana terus terjadi melanda banga ini?
Jelas akibat dosa dan bukan pahala. Bencana adalah petunjuk dari Allah bahwa manusia berdosa di dunia ini fana. Bencana Sinabung cermin hal-ihwal itu juga.
Begitu banyaknya pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung yang jumlahnya mencapai 18.665 jiwa, membuat seluruh lokasi penampungan penuh. Sebagian pengungsi pun kesulitan mendapatkan tempat beristirahat malam.
Sitepu, seorang pengungsi yang berada di penampungan Jambur Lige, Jl Mariam Ginting, Kabanjahe, tak yakin dapat tidur di penampungan malam ini. Kapasitas penampungan terlalu kecil dibandingkan jumlah pengungsi. Sitepu rencananya ingin tidur di emperan yang ada di sekitar lokasi penampungan tersebut. Namun saat Sitepu mengenakan jaket agar tidak kedinginan, hujan membuat emperan yang diincarnya menjadi basah dan tidak mungkin digunakan tidur. Ia berharap ada sedikit ruang di penampungan yang bisa untuk istirahat malam.

Pemerintah Kucurkan Rp 15 Miliar untuk Pengungsi Gunung Sinabung

Pengungsi Sinabung
Jakarta - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dana Rp 15 miliar untuk menangani musibah meletusnya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Sebagian besar dana akan dialokasikan untuk 30 ribu pengungsi di 16 titik.

"Rp 15 miliar itu untuk menanggung kebutuhan para pengungsi, termasuk para aparat seperti tim kesehatan sehingga pengungsi bisa lebih nyaman," kata Menko Kesra Agung Laksono usai dipanggil Presiden SBY di kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (30/8/2010).

Berpotensi Meletus Lagi, Gunung Sinabung Harus Dipantau Serius

Sinabung Bergejolak
Jakarta - Pemantauan terhadap aktivitas Gunung Sinabung ke depan harus dilakukan serius. Selain masih berpotensi memiliki letusan yang lebih besar, gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu juga dekat dengan pemukikan warga.

Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief, kepada detikcom, Senin (30/8/2010).

Andi menjelaskan, berdasarkan close-up peta Digital Elevation Model (DEM) Gunung Sinabung yang mempunyai diameter 7 km masih berupa kerucut tajam. Hal ini menunjukkan gunung tersebut belum pernah meletus hebat.

"Artinya kalau diibaratkan bisul, memang belum pernah pecah. Ini bisul yang sedang tumbuh," ujar Andi.

Kabupaten Langkat Tampung 1.300 Pengungsi

Pengungsi Gunung Sinabung
Medan - Pengungsian yang terjadi akibat letusan Gunung Sinabung, tidak hanya berada di Kabupaten Karo, namun juga terdapat di Kabupaten Langkat. Setidaknya ada 1.300 jiwa penduduk Karo yang sedang mengungsi di sana hingga Senin (30/8/2010).

Keterangan yang diperoleh dari Kepala Bidang Humas Pemerintah Kabupaten Karo, Jhonson Tarigan menyatakan, para pengungsi yang berada di Kabupaten Langkat tersebut, umumnya berasal dari desa-desa yang ada di Kecamatan Naman Teran, Karo. Antara lain Desa Kuta Rakyat, Desa Kuta Gugung, Desa Sigarang-garang dan Desa Kebayaken

Jumlah Pengungsi Melonjak Hingga 29.818 Jiwa

Pengungsi Gunung Sinabung
Medan - Kasus pengungsian terus terjadi menyusul letusan lanjutan Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (30/8/2010). Hingga pukul 13.00 WIB, Posko Utama Penanggulangan Bencana Alam Letusan Gunung Sinabung mencatat jumlah pengungsi berjumlah 29.818 jiwa.

Humas Pemerintah Kabupaten Karo Jhonson Tarigan menyatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan tim, arus pengungsian masih berlanjut. Namun konsentrasi pengungsian sudah terbagi ke beberapa daerah kecamatan, tidak lagi terfokus di Kecamatan Kabanjahe dan Brastagi saja.

Letusan Sinabung Senin Pagi Timbulkan 8.000 Pengungsi Baru

Letusan Gunung Sinabung
Karo - Letusan Gunung Sinabung pada Senin (30/8/2010) meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya letusan yang lebih besar. Akibatnya angka pengungsian diperkirakan akan bertambah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyatakan, setidaknya ada 8.000 jiwa pengungsian baru yang akan masuk ke lokasi penampungan pengungsi. Pengungsi baru ini akan menambahi pengungsi saat ini yang berjumlah 21.085 jiwa.

"Belum bisa dipastikan berapa angka persisnya pengungsi baru itu. Tapi yang terpenting, kita akan menyiapkan tempat untuk mereka, memastikan kebutuhan mereka terpenuhi," kata Syamsul kepada wartawan Senin (30/8/2010) di Posko Utama Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Sinabung, Jl. Veteran, Kabanjahe, Karo.

34 Desa Berada dalam Zona Bahaya Letusan Gunung Sinabung

Letusan Sinabung
Jakarta - Sebanyak 34 desa yang tersebar di empat Kecamatan di Kabupaten Karo,  Sumatera Utara (Sumut) berada dalam zona bahaya letusan Gunung Sinabung. Sebagian besar penduduk desa tersebut sudah dievakuasi menuju lokasi-lokasi pengungsian.

Data yang diperoleh dari Posko Utama Penanggulangan Bencana Hingga Minggu (29/8/2010) malam, menyebutkan, keseluruhan desa tersebut terbagi dalam tiga zona bahaya letusan.

Zona pertama disebut sebagai Siaga I. Kawasan ini berada dalam radius  enam kilometer dari pusat letusan Gunung Sinabung. Terdapat 12 desa  dalam zona tersebut. Yakni Desa Sigarang-garang, Sukanalu, Bekerah,  Simacem, Gamber, Sukameriah, Kutarakyat, Kutagunggung, Naman,  Kutambelin, Kebayaken dan Desa Guru Kinayan.

Pengungsi Letusan Gunung Sinabung Tembus 20 Ribu Jiwa

Pengungsi Bencana Sinabung
Jakarta - Pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, mencapai 20 ribu jiwa. Diperlukan bantuan makanan tambahan untuk para pengungsi.

Berdasarkan data yang diperoleh detikcom dari posko utama pengungsian di Karo, Sumut, Minggu (29/8/2010), pukul 22.00 WIB, sebanyak 20.908 pengungsi mencari perlindungan ke posko pengungsian.

Pengungsi tersebut terbagi ke dalam 17 lokasi pengungsian. Jumlah posko dengan pengungsi terbanyak di Los Singgamanik (4.000 pengungsi), Jambur Lige (2.500 pengungsi), disusul Jambur Adil Makmur (2.665 pengungsi), Jambur Teras Barastagi (2.191 pengungsi), dan Los Pekanbuah Tigabinanga (1.813 pengungsi).

Gunung Sinabung Meletus

Letusan Pertama Gn.Sinabung
Jakarta (ANTARA) - Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara meletus Minggu sekitar pukul 00.15 WIB
Kepala Desa Sukanalu, Kecamatan Naman, Paten Sitepu, yang dihubungi ANTARA, Minggu, mengatakan bahwa api mulai keluar dari permukaan gunung Sinabung sekitar pukul 00.15 WIB.
Keseluruhan warga yang berada di sekitar kaki gunung Sinabung juga dilaporkan telah mengevakuasi diri ke arah kota Kabanjahe.
Selain anggota keluarga, masyarakat juga dilaporkan berupaya membawa sebagian barang milik mereka untuk diamankan.

Air Terjun Sipiso-piso

Sipiso-piso
Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.
Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam berita harian Suara Indonesia Baru, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo.

Sumber

Bukit Gundaling

Bukit Gundaling
Bukit Gundaling, adalah salah satu obyek wisata di Brastagi, yang berjarak kurang lebih 3 km dari pusat kota Brastagi. Bukit yang memiliki ketinggian 1575 dari permukaan laut, ini sangat nyaman sebagai tempat rekreasi keluarga..
Untuk mencapai bukit ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sado. Di bukit ini terdapat taman yang indah, tempat bersantai dan sarana jalan setapak untuk olahraga yang mengitari puncak bukit Gundaling. Dari puncak bukit dapat dinikmati panorama gunung  Sibayak dan gunung Sinabung (keduanya masih merupakan gunung berapi yang masih aktif) yang mengagumkan. Gundaling adalah daerah ketinggian yang menyajikan panorama indah kota Brastagi dan sekitarnya.

Brastagi, Kota Wisata dan Buah

Tugu Brastagi
Brastagi adalah tujuan wisata utama di Tanah Karo yang terletak di ketinggian sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut dan dikelilingi barisan gunung-gunung, memiliki udara yang sejuk dari hamparan perladangan pertaniannya yang indah, luas, hijau. Brastagi merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restoran, golf dan lain-lain sampai kepada hotel yang tarifnya relatif dapat terjangkau. Brastagi juga dikenal dengan julukan kota “Markisa & Jeruk Manis”.

Pakaian Adat Karo dan Fungsinya

Uis/Kain suku KARO
Berikut adalah jenis-jenis pakaiat adat Karo sekaligus fungsi-fungsi dari pakaian adat tersebut:
1.Uis nipes
Untuk tudung, “maneh-maneh” (kado untuk perempuan), untuk mengganti pakaian orang tua (pihak perempuan) dan sebagai alas “pinggan pasu” (piring) pada saat memberikan mas kawin dalam upacara adat.
2.Uis julu
Untuk sarung, “maneh-maneh”, untuk mengganti pakaian orang tua (untuk laki-laki) dan selimut.
3.Gatip gewang
Untuk menggendong bayi perempuan dan “abit” (sarung) laki-laki
4.Gatip jongkit
Untuk “gonje” (sarung) upacara adat bagi laki-laki dan selimut bagi “kalimbubu” (paman).
5.Gatip cukcak
Kegunaannya sama dengan gatip gewang, bedanya adalah gatip cukcak ini tidak pakai benang emas.

Gunung Sibayak

Puncak Gunung Sibayak
Sampai saat ini sepertinya Gunung Sibayak tidak akan habis-habisnya didaki oleh pencinta alam yang datang dari berbagai pelosok daerah. Pada hari-hari tertentu lokasi wisata penuh petualangan ini seperti layaknya pasar malam. Lautan manusia tumpah bersama lampu, lilin yang memancarkan keindahan ketika malam hari. Deru angin yang dingin menambah pesona Gunung Sibayak bertambah menarik untuk dikunjungi.
Gunung Sibayak (2094 mdpl) secara administratif terletak di Desa Raja Berneh atau lebih dikenal dengan sebutan Desa Semangat Gunung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Karo (60 KM dari Kota Medan). Daerah yang berada di kaki Gunung Sibayak merupakan kawasan pertanian yang bercocok tanam sayuran dan hortikultura lainnya. Tidak salah kalau lokasi ini menjadi salah satu daerah tujuan agrowisata yang ada di Sumatera Utara.

PhotoTaneh Karo [1]

Puncak Sinabung
Photo-photo hasil jepreten abang kami Rinton Karosekali.
Yang menunjukkan keindahan Taneh Karo sekitarnya.


Danau Kawar
Sikodon-kodon

AKSI PEDULI TANEH KARO

AKSI "ERDIATE" TANEH KARO
Saat ini sudah lebih dari 10.000 orang anggota dari komunitas Kita Kalak Karo (K-3) Facebook. Seandainya setiap orang dari kita menyumbangkan Rp 10.000 setiap bulannya, akan sangat banyak dana yang terkumpul yang dapat kita gunakan untuk kemajuan taneh Karo dan Kalak Karo.

Asumsi :
Banyaknya Anggota : lebih dari 10.000 Orang Karo
Per orang kita nyumbang : Rp 10.000 / bulan (Jumlah yang tidak terlalu memberatkan)

Dalam 1 Bulan akan terkumpul dana :
10.000 orang x Rp 10.000 = Rp 100 Juta

Dalam 1 Tahun :
Rp 100 Juta x 12 (Bulan) = Rp 1,2 Milyar

Itu kalau Rp 10.000,-.Kalau semakin besar kita sumbangkan akan semakin besar dana yang akan kita kumpulkan. Dengan Dana ini, banyak yang dapat kita lakukan untuk kemajuan Taneh Karo.
antara lain :

1. PEMBENTUKAN SANGGAR BUDAYA
Nantinya akan menjadi tempat buat kita belajar dan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan Budaya Karo (Misalnya; Belajar Tari Karo, Bahasa Karo, Memainkan alat musik karo, belajar memasakan masakan khas karo, dan lain-lain)

Menyelamatkan Rumah Adat (KARO)

"Mari Erdite.."
Nada suara Rajadat Bukit terdengar berat saat menceritakan nasib rumah adat milik keluarganya di Desa Melas, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara Matanya menerawang ke masa 30 tahun lalu, saat dirinya bersama tujuh keluarga lain harus meninggalkan rumah adat. Gerimis sore itu seperti memaksa Rajadat mengingat satu-satunya kesalahan komunal warga Karo yang menelantarkan warisan leluhur mereka, tak dapat merawat rumah adat.

Rumah adat milik keluarga Rajadat kini hampir rusak seluruhnya. Atap ijuknya di beberapa tempat telah berlubang, tak kuasa menahan gempuran air hujan. Akibat lama tak dirawat, banyak lumut tumbuh di atap ijuk tersebut.

10 tahun lagi rumah adat karo tinggal kenangan

Menunggu Kehancuran
Menunggu Kehancuran
Salah satu karya tradisi yang mempertegas bahwa rumah tidak sekedar menonjolkan efisiensi fungsi ruang tapi juga tempat menumbuhkan nilai2 salah satunya kebersamaan salah satu nilai yang kuat dipancangkan di rumah adat Karo Rumah Adat Karo merupakan simbol kebersamaan masyarakat Karo itu sendiri.

Bangunan rumah Tradisional Karo memiliki dua belas, delapan, enam dan empat keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tenteram. Rumah warisan budaya Karo berusia ratusan tahun dan terdapat di sejumlah desa di Kabupaten Karo, termasuk di Desa Lingga.